Tengkleng merupakan makanan semacam gulai kambing tetapi kuahnya tidak memakai santan. Rasanya gurih dan segar. Isi tengkleng adalah tulang-belulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, bersama dengan sate usus, sate jerohan, otak dan juga organ-organ lain seperti mata, telinga dan lain-lain.
Siapapun yang pernah mencicipi tengkleng di Solo biasanya bakal ketagihan. Tak heran, banyak orang yang rela jauh-jauh datang ke Solo hanya untuk menikmati sedapnya cita rasa tengkleng. Selain rasanya yang nendang, kadar kolesterol tengkleng tak setinggi sate, gulai atau tongseng. Inilah yang membuat banyak orang tergila-gila dengan makanan yang sedap ini. Selain itu, ada kenikmatan tiada tara saat bergelut mencari-cari daging kambing yang masih tersisa di tulang belulang. Hmmmm….
Salah satu warung tengkleng yang sangat terkenal di Solo adalah milik Bu Edi. Warung ini berada di kawasan Pasar Klewer, tepatnya di bawah gapura sisi utara. Jangan membayangkan warungnya berinterior mewah dan menarik. Ya, walaupun namanya sudah kondang, warung tengkleng Bu Edi tetap sederhana. Hanya ada dua bangku dan kursi kayu panjang. Penyajiannya pun juga khas. Menggunakan daun pisang atau yang biasa disebut pincuk.
Kondisi warung yang cenderung seadanya, tak meyurutkan minat para pembeli. Warung Bu Edi, yang memulai usahanya sejak 1971, buka pada pukul 14.00. Namun jangan heran, sejak sejam atau 30 menit sebelumnya, pembeli sudah antri. Biasanya dalam tempo dua jam dagangan Bu Edi sudah ludes. Jadi, jika ingin mencicipi lezatnya tengkleng Bu Edi, bersiaplah antri dan berdesak-desakan dengan pembeli lainnya. Perjuangan keras itu akan terbayar lunas dengan ketika kelezatan tengkleng menyapa lidah Anda.
Dalam dunia kuliner, Tengkleng adalah sejenis gulai encer yang berisi jeroan dan tulang-tulang kambing dari seluruh bagian tubuhnya, khususnya bagian kepala. Alkisah, Tengkleng ini dulunya adalah “Soup for the Poor”. Pada jaman dulu, hanya toean dan noni Belanda yang bisa makan gulai daging dengan kuah kental. Sementara kaum kuli dan rakyat jelata hanya bisa melihat mereka makan. Sisa-sisa bagian kambing selain daging, yaitu tulang-belulang dan jeroan, dibuang oleh para orang kaya. Dan para kuli mengambil sisa-sisa tulang tersebut lalu merebusnya dengan kuah encer yang minimalis.
Bertahun-tahun kemudian, tengkleng menjadi semakin terkenal dan justru bergeser jadi makanan kaum berpunya. Tengkleng juga mulai disajikan di berbagai hotel bintang lima. Meski demikian, tengkleng asli adalah tengkleng yang disajikan dengan tulang belulang. Hal tersebut karena saat ini mulai banyak warung tengkleng fusion yang justru menyajikan tengkleng berisikan daging iga, bahkan daging tanpa tulang. Tentu saja penyajian itu sudah meleset dari pakem “keimanan” tengkleng sejati.
Berhati-hatilah sebelum mencicipi tengkleng ini karena anda akan menemukan pemandangan yang “mengerikan”. Tengkleng cemani menyajikan mata kambing, lidah yang masih menempel di rahang kambing plus giginya, otak kambing, pipi kambing, jeroan, dan berbagai bagian tubuh kambing lainnya. Tapi bagi penggemar, inilah puncak kenikmatan kuliner. Seruput pula kuahnya pelan-pelan. Meski minimalis, kuah Tengkleng sungguh lezat. Rasa kuahnya gurih asam dan manis yang terdiri dari campuran dari kemiri, kunyit, bawang merah dan bawang putih yang dihaluskan. Bumbu-bumbu tersebut direndam bersama tulang belulang kambing dan dimasak hingga 4 jam, sehingga bumbu lebih meresap dan daging lebih empuk.
Hmmm, tertarik? yuk makan Tengkleng… mbeeeek… mbeeekkk….
Woori Casino Login - Play on Mobile or Desktop
BalasHapusThe Woori Casino febcasino App will be goyangfc.com available gri-go.com at Woori Casino 출장안마 on a mobile or desktop basis. https://octcasino.com/ To play on our mobile or desktop, you can also play with your desktop browser,