Minggu, 10 Maret 2013

Kuliner 129 - SHIJACK, Solo


Mau minum Suramadu? Atau Sumanto dan Suteja? Bagaimana kalau mereguk kesegaran Tante Susi dan Es Dara? Hehehe, itulah keunikan nama yang tertulis di menu kedai SHI JACK, kedai yang menjual aneka minuman dari susu murni segar yang berada di kota Solo. Menu-menu tersebut hanyalah sebagian dari aneka "nama unik" yang tertulis di menu. Hanya sekedar singkatan seperti Susu Manis Rasa Madu (Suramadu), Susu Manis Telor (Sumanto), Suteja (Susu Telur Jahe), Es Soda Gembira (Es Dara) dan sebagainya. Nah saya coba ya beberapa aneka menu yang tersaji...





JACK RUDY, alias Jahe Coklat Syrup Dingin dengan Susu tentunya. Dinginnya susu coklat dingin dengan sedikit gigitan jahe di dalamnya memberikan kesegaran yang berbeda. Susah deskripsiinnya, jempol pokoknya. Harga: Rp.4.500,-


 
JAMAN KORUPS, alias Jahe Manis Kopi Syrup Susu. Dari yang saya coba malam ini, Jaman Korups juaranya! Manisnya Kopi Susu yang ditimpali jahe dan dinginnya es bener-bener membangkitkan stamina. *berlebihan yah :)* Rp. 4.500,-



TES HAMIL, ini menu baru kayaknya, karena gak ada di daftar menu tapi dipasang di tembok. Lupa percis singkatannya, yang jelas ada Tebs dan Milk-nya :) Biasa minum Cola/Fanta/Sprite Susu, tapi baru nemu Tebs Susu disini. Ternyata rasanya asyik juga, malah menurut saya lebih enak dibanding Cola Susu. Jempol untuk kreatifnya...


Buat cemilannya juga tersedia aneka macam roti bakar, pisang owol, pisang keju dan sebagainya. Termasuk beragam aneka sate yang terhampar di meja seperti sate ampela, sate ati, sate telor puyuh, dan yang jarang ditemui di Jakarta: SATE KEONG.

Sabtu, 21 April 2012

Taman Balekambang

 
 Gerbang Taman Balekambang

Taman Balekambang? Bagi sebagian motobikers mungkin ada yang baru mendengar lokasi wisata yang satu ini. Khusus untuk motobikers yang menginginkan tempat wisata alami, sejuk dan asri tidak salah memilih Taman Balekambang. Memang tidak sedikit yang menghabiskan acara komunitas motor di kawasan Puncak, Jawa Barat. Karena itu, Taman Balekambang memang jarang disambangi kalangan motobikers. Daerah wisata ini berlokasi di kawasan Surakarta dengan luas lahan sekitar 9.8 hektar. Awal berdiri, lokasi wisata ini memang tidak terurus dan terkesan kumuh. Karena itu sejak tahun 2008, pemerintah kota setempat mengambil alih untuk mengurus Taman Balekambang.



Pemkot Surakarta ingin mengembalikan ke asrian dan keindahan Taman Balekambang. Selain itu, lokasi ini juga dijadikan sebagai kawasan seni dan budaya. Lokasi wisata ini dibangun oleh oleh Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VII pada tahun 1921 sebagai tanda kasih pada kedua orang putrinya. Karena itu, taman ini pada awalnya dibagi menjadi dua area. Area pertama diberi nama Partini Tuin yang berarti Taman Partini (putri tertua). Area kedua dinamakan Partina Bosch yang berarti Taman Air Partinah. Kedua taman inilah yang dikemudian hari dikenal sebagai Taman Balekambang oleh masyarakat Solo. Balekambang (rumah terapung) merupakan taman terbuka yang berlokasi di jalan Ahmad Yani, Solo.

Berbagai hiburan pun digelar di sana. Namun, ada satu sisi yang menarik. Di salah satu sudut taman tersebut terlihat tujuh wanita cantik dengan baju baju kebaya dan menjadi sasaran para fotografer. Ya, di sana memang ada acara hunting foto oleh para fotografer. Kegiatan se perti ini rutin dilakukan se tiap satu bulan sekali. Taman Balekambang menjadi lokasi yang dipilih karena di sana tempatnya menarik. 



Pilihan ke Taman Balekambang memang pas. Lokasinya sekarang jauh lebih indah. Taman ini dibangun pada 1921 oleh KGPAA Mangkunegara VII. Dulu dikenal dikenal de ngan Partini Tuin.

Sebuah nama yang diambil dari nama putri Mangkunegara VII, Partini. Taman Balekambang sekarang berkembang sebagai sebuah taman botani. Pepohonan tersebut merupakan sumbangan dari sejumlah pejabat negara, tokoh pu blik hingga sejumlah diplomat negara sahabat.

Tak hanya itu sebuah teater terbuka (mirip dengan teater terbuka di kompleks Candi Pramba nan ) turut menghiasi taman Balekambang. Taman rimbun ini terbuka untuk dikunjungi wisatawan maupun masyarakat dari pukul 07.00 sampai dengan 18.00.

Kita bakal dimanjakan oleh kesejukan angin, kelincahan dan kemolekan sekelompok burung merpati putih maupun angsa di kolam. Kicauan burung bagaikan nyanyian merdu di telinga pengunjung, serta tiga ekor kijang jinak juga terlihat berkeliaran bebas.

Tidak ketinggalan, tanaman- tanaman langka yang tersebar di areal taman. Terdapat pula beberapa bangunan, seperti rumah apung, amphitheater yang mampu menampung sekitar 400 penonton, gedung kesenian dan dua buah batu Meteor yang diletakkan berjauhan. 



Di sudut lain terdapat kolam ikan dan patung BRA Partinah, terlihat anggun dengan pakaian Jawa, berpose duduk membawa kipas diletakkan di tengah kolam yang menjadi sentral taman. Disediakan pula kursi-kursi taman, lengkap dengan mejanya, tersebar di setiap sudut areal taman. Jalan setapak yang cukup lebar dari bahan paving melingkari taman, sehingga pengunjung dapat dengan bebas jogging atau sekedar mengelilingi taman.

Pemkot Surakarta patut diacungi jempol atas usaha pelestarian dan revitalisasi Taman Balekambang. Saat hati gundah atau hanya sekedar menyapa keheningan, Taman Balekambang merupakan tempat yang selaras dan nyaman untuk sejenak melepaskan diri dari hiruk pikuk kehidupan sehari- hari. 







Taman Balekambang

Bonbin Jurug, Taman Indah Kota Solo

 

Taman Satwa Taru Jurug atau Kebun Binatang Jurug merupakan salah satu objek wisata di Kota Surakarta yang dibangun pada tahun 1878. Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) berlokasi di timur kota Solo, tepatnya di Jl. Ir. Sutami yang terletak di tepi Bengawan Solo. Taman Jurug menawarkan lokasi yang indah untuk beristirahat, di dalamnya terdapat berbagai spesies hewan dan tumbuhan. Dengan konsep wisata alam, jalan-jalan di dalam taman dikelilingi pohon-pohon besar dan rindang. Di dalam lokasi taman, kita akan sering menjumpai kawanan monyet dan berbagai jenis spesies burung. Pengunjung bisa bersantai di bawah pepohonan sambil menikmati keindahan Bengawan Solo dan menyaksikan satwa-satwa yang saat ini ada 60 jenis, termasuk satwa yang telah dikeringkan bernama Kyai Anggoro. 

Taman yang menempati area seluas 14 hektar ini mengalami perkembangan di tahun 1983, yaiyu dari taman bersantai menjadi wisata satwa atau kebun binatang. Di taman ini terdapat pula Monumen Gesang yang dibangun untuk menghormati jasa Bapak Gesang sang maestro keroncong dengan lagu Bengawan Solonya, serta sanggar Gesang yang saat ini digunakan untuk pertunjukan seni musik keroncong. Di area wisata ini terdapat berbagai macam fasilitas di antaranya : mushola, kereta api kelinci, persewaaan alat pancing, persewaan tikar, dll.




Wisata airpun juga dapat kita temui, Di telaga buatan yang terdapat disana para pengunjung dapat menikmati dengan menyewa perahu. Penyediaan persewaan alat pancing juga salah satu hiburan untuk para pengunjung yang menggemari olah raga mancing. Dengan harga tiket Rp. 6000 pada hari biasa dan Rp. 7000 pada hari libur para pengunjung dapat menikmati wisata di kebun binantang Jurug.

Taman Satwa Taru Jurug saat ini memiliki ratusan koleksi binatang dan tanaman. saat ini Taman Satwa Taru Jurug memberikan pemasukan bagi daerah, hingga November 2009 pendapatan mencapai Rp. 1,2 miliar. Pada tahun 2010 pendapatan Taman Satwa Taru Jurug mencapai Rp. 2.032 miliar dan terus bertambah hingga sekarang. Jumlah pengunjung rata-rata 300.000 per tahun, berasal dari Solo Raya, Salatiga, Grobogan, Kabupaten Semarang, Demak, Jepara, Kudus, Blora, Pati, Rembang, Ngawi, Magetan, Pacitan, Ponorogo, Bojonegoro, Cepu, Tuban dan Kediri. Lahan merupakan milik Pemerintah Kota Surakarta di kelola Perusda Taman Satwa Taru Jurug. Sistem kerjasama BOT. Nilai Investasi yang ditawarkan Rp. 100 Miliar.



Akses untuk menuju obyek wisata Taman Satwa Taru Jurug ini relatif mudah dijangkau dari berbagai arah dengan menggunakan kendaraan umum atau pribadi. Perjalanan bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan umum angkutan kota dari Terminal Tirtonadi solo biasanya memakan waktu 30 menit. Bus jurusan Surakarta-Surabaya atau Solo-Tawangmangu juga dapat menjadi alternatif lain untuk mencapai lokasi.
Selain sebagai tempat wisata, Taman Satwa Taru Jurug juga digunakan sebagai tempat penelitian berbagai satwa liar dengan koleksi satwa sekitar 207 jenis yang berasal dari lokal maupun mancanegara. Sedangkan tumbuhan yang hidup di taman ini di antaranya flamboyan, munggur, akasia, cemara, dam masih banyak lagi.

Taman Jurug yang menjadi taman terpinggirkan di Solo sesuai lokasinya yang berada di pinggiran perbatasan kota Solo tepat di sisi aliran Bengawan Solo. Dalam sebuah lagu tembang gendhing keroncong, nama taman Jurug diabadikan. Berikut syair lagu tersebut:

Taman Jurug

Ning kutho solo
tuo lan mudo
nyang taman jurug
pinggir bengawan solo

mudo lan mudi
awan lan bengi
do suko suko
nanging ojo ngiket janji

cahyaning bulan
nrajang pucuking cemoro
angin kang teko
sasat nggowo gendhing tresno

banyu bengawan
sinorot cahyaning bulan
lir sewu dian
alerap ngugah kenangan

ngersake opo
mung sarwo ono
ning taman jurug
taman indah kuto solo

papan kreasi
mudo lan mudi
sing tuo tuo
welinge jo nganti keri
(diulang-ulang aja sampai sepuasnya :) )

Kuliner Solo Bersatu di Galabo



Galabo yang merupakan kepanjangan dari Gladag Langen Bogan merupakan wisata kuliner malam di Kota Solo yang diresmikan pada Minggu malam 13 April 2008 oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Inilah upaya Pemkab Solo untuk membikin wisata kuliner terpadu. Mirip dengan kawasan Kesawan di Medan atau Semawis di Semarang. Sepenggal jalan ditutup pada malam hari untuk digunakan sebagai tempat jualan makanan. Penjual berjejer di trotoar, sedangkan pembeli bisa menyantap makanannya di tenda-tenda yang berdiri di tengah jalan. Jika penuh bisa minta penjual untuk menggelar tikar dan makan lesehan di jalan.

Lokasi pusat kuliner ini ada di Jln. Mayor Sunaryo, di sebelah timur bundaran Gladag. Di sepanjang jalan ini berjejer Beteng Trade Center (BTC) dan Pusat Grosir Solo (PGS). Jika kita berjalan dari bundaran Gladag, akan kita temui semacam patung selamat datang berupa dandang dan kukusan di sebelah kiri ujung Jalan Mayor Sunarso. Menyusuri jalan, di sebelah kanan ada BTC dan PGS sementara di sebelah kiri ada Beteng Vastenburg. Siang hari sampai sekitar pukul 18.00 jalan ini tetap sebagai jalan raya. Setelah itu baru ditutup dan dijadikan pusat kuliner. Parkir disediakan tak jauh dari patung dandang dan kukusan tadi.



Saya datang masih agak "pagi", sekitar pukul 16.00, meski jalan sudah dalam proses penutupan. Beberapa kendaraan masih lalu lalang, tapi tak ramai. Akan tetapi malah dapat bonus melihat para pedagang menata lapaknya. Saya awalnya berpikir warung-warung yang ada di trotoar sedang berkemas-kemas untuk menutup warungnya karena akan diganti dengan warung malam. Waktu ke Kesawan, penjual dan pembeli berbaur di jalan yang sama. Ternyata di Galabo penjual dibikinkan dapur di trotoar dengan corak yang seragam, sementara pengunjung disediakan tempat di bawah tenda - "yang seragam juga" - di tengah jalan.



Karena masih pada mempersiapkan warungnya, maka saya pun menyisir jalan sampai ujung jalan. Ada sekitar 50-an warung yang terdaftar di papan tak jauh dari patung dandang dan kukusan. Karena ingin menjual Galabo sebagai wisata kuliner, maka dipilihlah pedagang makanan yang sudah kondang. Komposisinya adalah 60% pedagang yang sudah terkenal namanya di Solo, 20% adalah pedagang hasil seleksi pemkot, dan 20% lagi untuk pengelola. Maka berkumpulah Nasi Liwet Keprabon, Gudeg Ceker Margoyudan (di tempat aslinya baru buka pukul 01.30), Sate Kere Yu Rebi, Tengkleng Pasar Klewer Bu Edi, Bebek Pak Slamet, Nasi Tumpang Bu Mun, Harjo Bestik, Susu Segar Shi Jack, Bakso Alex, Tahu Kupat Bu Sri, dan Gempol Plered Bu Yami. Tentu masih banyak nama lagi yang saya tidak tahu tingkat keterkenalannya.




Menurut keterangan salah seorang penjual, hampir setiap malam Galabo dipenuhi pengunjung, baik dari Solo sendiri atau luar Solo. Ada yang sekeluarga atau pasangannya, ada pula yang rombongan. Malam itu saya sempat memergoki salah satu komunitas penunggang roda dua dari Semarang yang baru datang di Galabo. Jika cuaca cerah memang menyenangkan makan di alam terbuka beratapkan terpal. Atau lesehan beratapkan langit. Tak terbayangkan bahwa yang kita duduki adalah jalan raya!

Berhubung saya sudah kenyang dengan makanan yang berbau daging, maka saya memilih pecel saja. Pecelnya berbeda dengan pecel yang selama ini aku makan. Disajikan dalam pincuk (daun pisang yang dibikin seperti kubus), pecel ini menggunakan nasi merah. Yang membuatku teringat masa kecil adalah adanya mandingan (petai cina). Kata penjualnya terkadang dia memberi bunga turi. Sayang, pasokan bunga turi tidak bisa diandalkan. Rasa pecel sepertinya enak, cuma karena tidak tahan dengan rasa pedasnya maka aku makan sambil "doping" karak yang banyak. Alhasil, rasa pecel tertelah oleh gurih dan asinnya karak.

Pada akhir pekan ada musik hidup yang manggung di depan pelataran PGS. Pengunjung di akhir pekan juga lebih banyak dibandingkan dengan hari-hari biasa. 



Gladag Langen Bogan
Jalan Mayor Sunarso
Solo
Koordinat Bumi: S7o34'21.2" E110o49'46.5"
Buka dari pukul 17.00 - tengah malam

Selasa, 17 April 2012

Serabi Notosuman Solo Yang Gurih dan Lembut

 

Solo – Pernahkah anda menikmati serabi Notosuman? Jika belum, sempatkanlah anda berkunjung ke kota Solo untuk menikmati serabi Notosuman yang konon menggugah selera ketika kita melihatnya. Nama serabi itu pun sesuai dengan lokasi dijualnya, yakni kawasan Notosuman Solo.

Kekhasan dari serabi Notosuman adalah cenuk bersantan di tengah serabinya yang terasa lebih gurih dibanding serabi lainnya di muka bumi ini. Barangkali itulah kekhasan serabi Notosuman yang kini ditiru serabi di daerah lain.


 

Serabi Notosuman ini berdiri sejak tahun 1923, didirikan oleh Ny. Hoo Ging Hok dan secara turun temurun baik resep maupun kepemilikan toko serabi itu diwariskan.  Saat ini serabi Notosuman dikelola oleh Ny. Handayani dan anaknya yaitu Ny. Yohani. Serabi Notosuman telah membuka lima cabang selain di Solo yakni Klaten, Salatiga, Magelang, Bandung, dan Tasikmalaya.



Jadilah serabi seperti ini, nggak seperti apem yang nggak memiliki pinggiran,'' ujar Ny Lidiawati, generasi ketiga yang kini meneruskan usaha serabi Notosuman. Kekhasan Serabi Notosuman ini sempat membuat Presiden Soekarno memborong untuk suatu acara di Istana, kemudian keluarga cendana apabila berkunjung ke Solo selalu memesan Serabi ini. Di Bank Indonesia bahkan ada cerita tentang Direktur Serabi. Konon, kalau sang Direktur ini ke Solo, para stafnya harus menyediakan serabi notosuman ini. Terkenallah ia dengan nama Direktur Serabi.





Serabi ini terbuat dari tepung beras, gula, santan dan daun pandan. “Harga serabi kita memang beda dengan serabi yang lainnya ada dua macam serabi, ada yang coklat ada yang putih. Yang putih harganya 1.800/ buah dan untuk yang coklat 2.000/buah, tapi ketika menyantapnya akan terbayarkan oleh rasa gurih dan lembutnya sangat terasa sekali.
 
 
 

Senin, 16 April 2012

Eksotisme Tengkleng Solo


Ada masakan olahan kambing yang hanya bisa ditemukan di Solo. Makanan ini sangat sulit ditemukan di kota-kota lain. Kalau pun ada cita rasanya pasti tidak sesedap di kota asalnya. Nah, makanan yang dimaksud tak lain adalah tengkleng.
Tengkleng merupakan makanan semacam gulai kambing tetapi kuahnya tidak memakai santan. Rasanya gurih dan segar. Isi tengkleng adalah tulang-belulang kambing dengan sedikit daging yang menempel, bersama dengan sate usus, sate jerohan, otak dan juga organ-organ lain seperti mata, telinga dan lain-lain.
Siapapun yang pernah mencicipi tengkleng di Solo biasanya bakal ketagihan. Tak heran, banyak orang yang rela jauh-jauh datang ke Solo hanya untuk menikmati sedapnya cita rasa tengkleng. Selain rasanya yang nendang, kadar kolesterol tengkleng tak setinggi sate, gulai atau tongseng. Inilah yang membuat banyak orang tergila-gila dengan makanan yang sedap ini. Selain itu, ada kenikmatan tiada tara saat bergelut mencari-cari daging kambing yang masih tersisa di tulang belulang. Hmmmm….
Salah satu warung tengkleng yang sangat terkenal di Solo adalah milik Bu Edi. Warung ini berada di kawasan Pasar Klewer, tepatnya di bawah gapura sisi utara. Jangan membayangkan warungnya berinterior mewah dan menarik. Ya, walaupun namanya sudah kondang, warung tengkleng Bu Edi tetap sederhana. Hanya ada dua bangku dan kursi kayu panjang. Penyajiannya pun juga khas. Menggunakan daun pisang atau yang biasa disebut pincuk.


Kondisi warung yang cenderung seadanya, tak meyurutkan minat para pembeli. Warung Bu Edi, yang memulai usahanya sejak 1971, buka pada pukul 14.00. Namun jangan heran, sejak sejam atau 30 menit sebelumnya, pembeli sudah antri. Biasanya dalam tempo dua jam dagangan Bu Edi sudah ludes. Jadi, jika ingin mencicipi lezatnya tengkleng Bu Edi, bersiaplah antri dan berdesak-desakan dengan pembeli lainnya. Perjuangan keras itu akan terbayar lunas dengan ketika kelezatan tengkleng menyapa lidah Anda.



Dalam dunia kuliner, Tengkleng adalah sejenis gulai encer yang berisi jeroan dan tulang-tulang kambing dari seluruh bagian tubuhnya, khususnya bagian kepala. Alkisah, Tengkleng ini dulunya adalah “Soup for the Poor”. Pada jaman dulu, hanya toean dan noni Belanda yang bisa makan gulai daging dengan kuah kental. Sementara kaum kuli dan rakyat jelata hanya bisa melihat mereka makan. Sisa-sisa bagian kambing selain daging, yaitu tulang-belulang dan jeroan, dibuang oleh para orang kaya. Dan para kuli mengambil sisa-sisa tulang tersebut lalu merebusnya dengan kuah encer yang minimalis.
Bertahun-tahun kemudian, tengkleng menjadi semakin terkenal dan justru bergeser jadi makanan kaum berpunya. Tengkleng juga mulai disajikan di berbagai hotel bintang lima. Meski demikian, tengkleng asli adalah tengkleng yang disajikan dengan tulang belulang. Hal tersebut karena saat ini mulai banyak warung tengkleng fusion yang justru menyajikan tengkleng berisikan daging iga, bahkan daging tanpa tulang. Tentu saja penyajian itu sudah meleset dari pakem “keimanan” tengkleng sejati.

Berhati-hatilah sebelum mencicipi tengkleng ini karena anda akan menemukan pemandangan yang “mengerikan”. Tengkleng cemani menyajikan mata kambing, lidah yang masih menempel di rahang kambing plus giginya, otak kambing, pipi kambing, jeroan, dan berbagai bagian tubuh kambing lainnya. Tapi bagi penggemar, inilah puncak kenikmatan kuliner. Seruput pula kuahnya pelan-pelan. Meski minimalis, kuah Tengkleng sungguh lezat. Rasa kuahnya gurih asam dan manis yang terdiri dari campuran dari kemiri, kunyit, bawang merah dan bawang putih yang dihaluskan. Bumbu-bumbu tersebut direndam bersama tulang belulang kambing dan dimasak hingga 4 jam, sehingga bumbu lebih meresap dan daging lebih empuk.
Hmmm, tertarik? yuk makan Tengkleng… mbeeeek… mbeeekkk….



Minggu, 15 April 2012

Shi Jack, Pioneer Susu Segar ala Solo

Orang Solo konon memang terkenal dengan yang namanya kuliner. Tak salah orang Solo sering disebut sebagai orang yang suka “keplek ilat” (baca: Goyang Lidah). Dalam soal kreativitas menciptakan makanan atau minuman, memang orang Solo cukup dinilai kreatif. Tak salah jika pemerintah kota Solo membuatkan “lokalisasi” bagi para penjual makanan-minuman yang terkenal dengan GALABO. 

 
 
Diantara sekian banyak tempat wisata kuliner yang terkenal di Solo, ada sebuah warung yang cukup dikenal dan menjadi trend setter. Nama warung itu adalah Shi Jack. Shi Jack mengklaim diri sebagai warung pusatnya sumber gizi bagi warga Solo dan masyarakat pada umumnya. Disebut sebagai warung sumber gizi karena materi dagangan yang dijual utama adalah SUSU SEGAR. Susu Segar Shi Jack diambi dari hasil perahan susu sapi murni yang berasa dari Kabupaten Boyolali, sebuah kota yang terkenal dengan sebutan kota Susu.
Berdiri sejak kisaran tahun 1986, Pioneer warung susu segar di Solo ini kini telah berubah menjadi salah satu tujuan wisata kuliner bagi warga yang berkunjung dari luar kota Solo. Pemiliknya, pak Joko Surasno telah menjadi jutawan dan pengusaha yang sukses berkat usahanya ini.

Salah satu yang bikin menarik dari Warung Susu Segar Shi Jack adalah nama-nama menu yang disusun secara aneh-aneh. Misalnya, ada TANTE SUSI (SUSU SIRUP TANPA TELUR), SUTEJA (SUSU TELUR JAHE), SUMUR (SUSU MURNI), SUKATMAN (SUSU COKLAT MANIS), SUKA MANDI (SUSU COKLAT MANIS DINGIN), SUPERMAN (SUSU PERAH MANIS), SUPERBOY (SUSU PERAH BOYOLALI), STANG (SUSU TELOR SETENGAH MATANG) dan banyak lagi variasi rasa susu lainnya, mau panas, dingin, mau dicampur coklat, dicampur sirup, ditambah telor atau dicampur jahe.Jangan Tanya harganya, sangat terjangkau  (klik di sini untuk melihat harganya).




Meskpiun dagangan utama yang dijual adalah aneka macam Susu, Shi Jack tidak hanya menjual Susu saja. Namun, Shi Jack juga menyediakan aneka menu yang lain selain Susu Segar. Diantara jajanan yang disajikan selain Susu Segar antara lain nasi goreng bungkus, sate telor puyuh, tahu bacem, sosis solo, aneka gorengan, dan aneka makanan yang biasa ditawarkan juga di warung hik / angkringan. Namun, ada jajanan yang pas sebagai teman sajian Susu Segar buat anda. Jajanan itu adalah roti bakar aneka rasa atau jajanan yang dikenal dengan pisang owol serta pisang keju. Apa itu pisang owol, kapan-kapan kucoba bahas tersendiri (insya Allah). 

Jika anda berkesempatan mengunjungi kota Solo, the Spirit of Java, dan bermaksud mencicipi susu segar ala Shi Jack, tidak usah takut untuk susah-susah mencarinya. Shi Jack memiliki cabang suangat buanyak di kota Solo. Jika anda bertanya kepada orang yang nongkrong di jalan pun kujamin insya Allah pasti akan ditunjukkan warung Shi Jack terdekat. Untuk lebih memudahkan anda, salah satu warung Shi Jack yang paling mudah diakses letaknya di kawasan Kotta Barat (kawasan sebelah selatan Stadion Manahan-Solo).